Selasa, 04 Desember 2007

Bertumbuh Seperti Pohon, Membaca Jejak-Jejak Makna

Hidup memang rangkaian jejak makna yang lama dan pajang. Penuh dengan liku-likunya mulai dari manusia yang masih janin di kandungan Sang Ibu. Ada juga yang mengatakan bahwa awal kehidupan itu saat manusia terlahir,ada juga uang berpendapat ketika manusia mulai sadar dirinya telah menjadi anak-anak.Entah dari mana awal kehidupan itu yang jelas dari waktu manapun garis awal kehidupan itu di tarik,sepanjang perjalanan hidup memang tercipta banyak sekali jejak-jejak makna.
Entah anggapan tentang Sang Ibu menjadi sumber asal mula kelahiran, Sang Ayah yang membawa bibit sekaligus menjadi pengayom dalam kehidupan yang datang,saudara-saudara dekat yang menyentuh,guru yang membelajari di sekolah,buku,pengalaman-pengalaman yang menghadirkan berbagai anugerah,yang mencinta-dicinta,ke-setia-kawanan sahabat,keagyngan alam semesta dan lain sebagainya.Semua menciptakan serangkaian jejak-jejak makna agar manusia menemukan bimbingan dalam berjalan dan menempuh perjalanan kehidupan.
Yang menjadi persoalan, punyakah manusia cukup kepekaan untuk melihat,membaca,berfikir,merasa,memaknai serta berjalan sesuai dengan rangkaian makna yang tersisa dari jejak-jejak makna kehidupan?.Yang jelas, siapa pun nama manusianya, di sebuah kedalaman perenungan,ia hanyalah jembatan,ia hanya perantara,ia hanya melaksanakan tugas.Seperti mendengar suara seruling nan merdu,manusia bukan peniup seruling,ia adalah seruling itu sendiri.Entah Siapa peniup seruling-seruling makna kehidupan,tentu saja jawabannya berbeda. sesuai dengan perjalanan manusia masing-masing.Bila manusia tumbuh seperti hewan (hanya mengenal makan,tidur,kawin,bermusuhan dengan waktu karena semakin hari semakin mendekati kematian),tentu saja sedikit jejak-jejak makna yang terbaca.itupu sangat terbatas,hanya pada hal-hal yang berkaitan dengan pertumbuhan keluar yang mudah tua dan renta.Sekaligus,sulit menemukan jawaban tentang peniup seruling kehidupan.
Sahabat yang tumbuh seperti pohon, dalam hal melihat,membaca,berfikir,merasa dan memaknai jejak-jejak makna ia lebih beruntung.Mata,Telinga,Hidung,Mulut pengamatannya baik keluar maupun kedalam,ia menemukan hidup sebagai hamparan ladang makna yang sangat berlimpah dan berguna.Petunjuk-petunjuk jalan ada dimana-mana,Lampu jalan terang benderang,banyak lorong-lorong hidup penuh cahaya terang.
Sahabat yang tumbuh seperti hewan,sering bertanya,kadang curiga,malah sering tidak percaya.Matanya melihat kesana-kemari,jangan sampai merasa dibohongi,dikhianati,atau malah dicelakakan.Sahabat yang tumbuh seperti pohon,ia seperti seorang anak kecil di depan ibunya.Ketika ia bertanya mana Bapak,dan Ibu menunjuk seorang lelaki,anak kecil itu langsung menganggukkan kepala YA Bu..,Indahnya,Keikhlasan didepan Sang Ibu membawa kedalam kehamparan kehidupan yang penuh anugerah.Menundukkan kehidupan dengan keikhlasan.Begitu kehidupan tertundukkan dengan keikhlasan,banyak pintu yang terbuka.Dari pintu kesuksesan,kebahagiaan sampai pintu keindahan.Ketika doa satu-satunya dalam kehidupan adalah mengucap
Terima Kasih
,itulah kehidupan yang sudah sangat cukup.Dan membawa kita mengenal siapa peniup serulingnya,jangankan jawaban,ditanyapun ia tidak perlu...

Tidak ada komentar:

Siapakah Aku,Anda dan Dia...

Siapakah Aku,Anda dan Dia...
Tataplah Kedalam...Apa yang Anda Lihat di Depan Anda??... Sejauh mana mata memandang pastinya kan berbatas,begitu juga tentang penilaian kita sama seseorang..belum tentu sesuai dengan apa yg terjadi....